Definisi perkawinan yang harmonis dan bahagia itu bagaimana?
Q – Definisi perkawinan yang harmonis dan bahagia itu bagaimana?

via : pinterest.com
A – Perkawinan yang harmonis dan bahagia itu tak akan pernah ada. Itu hanya isapan jempol alias ocehan atau teori dari orang yang suka ngayal. Dalam perkawinan, sesingkat atau seawet apapun ikatannya, yang ada hanyalah usaha dari masing-masing pasangan untuk meraih dan mewujudkan bahagia, dan menyelaraskan dua manusia yang kemungkinan besar amat berbeda. Dalam prosesnya pasti banyak timbul masalah, friksi, salah paham dan kecewa. Beban hasrat jiwa yang terlalu besar untuk membahagiakan dan dibahagiakan bisa berubah jadi nestapa kalau ada sedikit saja miskomunikasi, salah tafsir, salah anggap dan salah respon. Ini memang paradoks kehidupan.
Hasrat mencapai bahagia itu menunjukkan kalau kita belum bahagia, dan dalam perjalanan ke sana justru lebih banyak memanen luka. Jadi sebaiknya jangan tanya yang aneh-aneh. Kehidupan Anda itu sudah normal dan sewajarnya. Wajar kalau sesekali kita jengkel, muak dan kecewa pada pasangan. Wajar pula kalau sekali waktu kita menyesal telah mengawininya, sebab di dalam benak dia pasti juga ada pikiran kotor yang sama. Wajar kalau tanpa sebab dan alasan dia jadi manja dan minta dicumbu seharian, wajar pula kalau kita malah bersikap dingin dan ketus karena kita lagi banyak beban pikiran.
Bahagia itu sendiri bermetamorfosa. Di awal bulan madu kita bahagia bisa menikmati kehangatan pasangan dan membuktikan seksualitas kita yang memabukkan. Giliran kita punya anak, kita bahagia kalau mereka sehat, pintar, patuh dan punya prospek masa depan. Saat mereka tumbuh dewasa kita bahagia kalau mereka mapan punya pekerjaan dan memberi kita kebanggaan, kemudian berumahtangga, beranak pinak dan menghadiahkan cucu yang menggemaskan. Setelah itu kita bahagia kalau bisa menyiapkan diri untuk kembali kepadaNya: menghimpun amal soleh, banyak-banyak beribadah demi mencari akhir yang damai. Kebahagiaan tak pernah sama sensasi, wujud dan hakekatnya.
Saat kita merasa telah memilikinya, dia jadi hambar, tawar, dan memaksa kita mengejar bahagia lainnya. Begitu pula keharmonisan. Konsep itu seperti udara: berubah-ubah dan nisbi. Bagaimana dua mahluk dengan kepribadian yang kompleks dan terus berubah bisa dijamin bakal selalu akur dan serasi? Eplekenyes. Gombal amoh.
Perkawinan bisa jadi jebakan kalau Anda terlalu banyak berfantasi. Jangan coba-coba memasukinya kalau tak siap nyali.
Definisi perkawinan yang harmonis dan bahagia itu bagaimana? – Arif Subiyanto
You may also like
-
Remitted lebih mudah dengan pakai aplikasi digibank transfer valas!
Trade war atau perang dagang yang terjadi antara Amerika serikat dan China sejak satu tahun lalu rupanya semakin memanas. Perang dagang yang melibatkan dua Negara eksportir terbesar di Dunia ini bukan hanya memberikan efek terhadap kedua Negara tersebut, melainkan juga secara global. Meski sudah ... -
Laris Manis, Lebih dari 1.000 Unit Mitsubishi Xpander Cross Sudah Dipesan
Jakarta – Setelah pertama kali diluncurkan pada 12 November 2019, Mitsubishi Xpander Cross telah mengantongi pemesanan sebanyak 1.000 unit lebih. Melihat angka tersebut, penerimaan konsumen Tanah Air terhadap Mitsubishi Xpander Cross terbilang sangat baik. “Mitsubishi Xpander Cross dipesan lebih dari 1.000 unit. Karena dibarengi ...